MUSUH BINTANG
(DI SEKOLAH, BAGIAN 2)
Pada saat itu kami saling beradu tatapan. Aku memang
tak bisa melihat matanya karena tertutup oleh kacamata hitam seolah-olah
berusaha membunuhku. Tapi belum sampai 20 detik, orang tersebut langsung
meninggalkanku . aku cukup bingung dengan keadaan yang seperti itu. Tapi aku
mencoba memaklumi sajalah….lagipula kalau terus dipikirin aku bisa terlambat
datang ke sekolah.
Teeeeeeeet. Bel berbunyi tepat
ketika aku memasuki gerbang sekolah. Huuh, nasib baik aku tidak terlambat. Aku
langsung masuk ke kelas. Aku duduk di bangku paling kiri depan dekat jendela.
Teman sebangkuku adalah Vania. Vania orangnya baik, bahkan dia sudah menjadi
sahabatku sejak lama. Dibelakangku ada Kiana dan Norman. Kami dipasangkan duduk
perempuan-laki-laki oleh wali kelas kami agar katanya lebih deket.(memang nih
wali kelas ga bener.. bukan muhrim disuruh duduk berdua). Setelah lama duduk,
ada pengumuman yang mengatakan bahwa hari ini akan diadakan lomba untuk Hari Kartini.
Jadi hari ini nggak belajar. Aku kaget denger penguman itu, kalo tau, Aku nggak
perlu bawa tas dan ganti baju batik bebas segala… toh aku juga nggak ikut
lomba. Tapi yasudahlah, nasi sudah menjadi bubur. Aku hanya bisa tertunduk
lesu. Vania yang melihatku begitu langsung saja bertanya kepadaku
Vania :”Eh, kamu kenapa Doony?”
Aku :”Nggak apa-apa Vania. Aku hanya kesel karena tadi pagi
aku pulang lagi ke rumah karena lupa
Kalo hari ini hari Kartini. Aku juga sudah bawa
tas. Eh nggak taunya nggak belajar..”
Vania :”Haha, makanya dengerin baik-baik penguman kemarin Doony,
salah kamu juga sih hal yang
Kecil kamu anggap sepele. Tapi kamu kan ada
rewang. Aku kan juga bawa tas”
Aku :”Iya iya”
Vania :”Oh iya, Kamu tadi pulang sendirian? Kenapa nggak minta aku
antar aja?”
Aku :”Iya, aku pulang sendirian, aku nggak mau ngerepotin
kamu. Kamu juga sudah terlalu baik.”
Vania :”Ahh, kamu selalu saja begitu”
Aku :”Oh iya Vania, ada yang ingin aku tanyain ke kamu”
Vania :”Apa itu Doony?”
Aku :”Tadi, ketika aku pulang ke rumah, ada seseorang yang
mencurigakan. Dia bertopi,
Berkacamata hitam, Menggunakan masker, dan
berjaket hitam. Kira-kira, kamu kenal dia
Nggak?”
Ketika aku menanyakan hal itu,
wajah Vania menjadi pucat. Ia terdiam, lalu kemudian bicara dengan suara
terbata-bata
Vania :”M..Mungkin itu …..”
Aku :’’Mungkin apa?”
Vania tidak menanggapi
pertanyaaanku. Dia langsung Pergi meninggalkanku.
Vania :”Sudah dulu ya, aku mau pergi… mungkin itu Cuma khayalan
kamu aja kok Doony”
Aku aneh melihat sikap Vania
yang tiba-tiba berubah begitu. Aku melamun menatap jendela dan memikirkan apa
yang ada di benak Vania. Ditengah lamunan itu, Kiana menghampiriku.
Kiana :”Lain kali jangan Tanya yang begituan sama Vania”
Aku :”H..Hah? maksudmu apa?”
Kiana :”Terlalu dini jika kau Tanya itu ke dia. Tunggu waktu yang
tepat saja. Tapi entah kapan.
Sampai bintang pun mengakuinya ataupun sampai kau
mendesak bintang”
Aku :”Hei, apa maksudmu?”
Kiana tidak menjawab. Aku melamun
lagi menatap jendela, tapi tiba-tiba, Kiana mendadak menyuruhku menjauh dari
jendela dengan alasan ada teman yang menunggu di lapangan.
Kiana :”Doony, kamu dengar tidak? Ada temanmu yang menunggu di
lapangan.”
Doony :”Serius?”
Kiana :(Menutup gorden jendela) “Eh.. I..Iya”
Aku keluar dengan
beribu pertanyaan yang ada di benakku. Tiba-tiba, ada tawon yang masuk ke
kelas. Kupikir Kiana pasti akan berteriak ketakutan jika melihatnya. Jadi aku
mencoba masuk dan menangkap tawon itu lagipula aku nggak yakin ada temanku yang
nunggu.(walaupun kami saingan, tidak berarti senang melihat orang menderita
kan? Tolong menolong harus tetap diutamakan tanpa pilih kasih). Tapi aku terkejut
ketika berada di kelas, Kiana sesekali menatap ke arah jendela dan berkali-kali
mengatakan “Tidak mungkin, jangan sakiti, maafkan aku”. Aku diam-diam kearah
jendela. Betapa terkejutnya aku ternyata melihat ada sesuatu yang terbang di
langit. Itu bukan burung, sepertinya manusia! Di kaca jendelapun tertempel kata
“dore…”.
Belum sempat aku selesai membaca
kata-kata di jendela, tiba-tiba mulutku ditutupi saputangan oleh seseorang.
Pandanganku semakin berkurang… semakin gelap, gelap, gelap dan akupun tertidur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar